Di Balik Gemerlap Nama Besar, Bagaimana Pengusaha Memulai Bisnisnya?

427

Cerita-cerita mengenai perjalanan bagaimana para pengusaha memulai bisnisnya selalu tinggi peminat. Inspirasi dari cerita perjuangan mereka dari nol selalu menggugah semangat para pebisnis baru untuk meneladani sikap dan value yang dimiliki sosok pengusaha sukses tadi.

Tak jarang beberapa sosok pengusaha besar ini kemudian memiliki buku yang mengulas perjalanannya sendiri. Sebut saja (Alm.) Bob Sadino dan Chairul Tanjung. Keduanya dikenal sebagai pengusaha sukses di Indonesia dengan nama tersohor yang cerita perjalanan hidup dan karir bisnisnya dibukukan.

Download Aplikasi Pinjam Modal

Tidak hanya itu. Masih ada sederet pengusaha lain yang dikenal cukup sukses bahkan dengan permulaan karir yang mereka bangun sendiri – alias bukan meneruskan usaha warisan orang tua yang diteruskan. Siapa saja sih mereka?

1. Ahmad Sahroni

Ahmad Sahroni kini dikenal sebagai Crazy Rich Tanjung Priok. Dirinya dikenal sebagai politisi sekaligus pengusaha yang fokus pada bisnis transportasi, terutama perkapalan yang mengangkut BBM. Selain itu, Ahmad Sahroni juga dikenal sebagai Ketua Klub Mobil Mewah Ferrari Indonesia. 

Mengetahui posisinya saat ini, kita tentu sudah bisa membayangkan betapa kaya dirinya. Tapi, kekayaan yang dia dapatkan ini bukan warisan orang tuanya. Ahmad Sahroni bahkan diketahui lahir di keluarga yang status ekonominya pas-pasan.

Sebelum menjadi seperti sekarang, Sahroni pernah menggeluti pekerjaan seperti tukang semir sepatu, ojek payung, tukang es, buruh kasar, hingga supir tembak. Tidak ingin stuck pada kehidupan yang pas-pasan terus, ia mengubah nasibnya dengan belajar melalui pengalaman bekerjanya.

Setelah menjalani berbagai pekerjaan kasar sebelumnya, Sahroni melamar sebagai sopir bos. Bedanya, pada pekerjaan kali ini ia belajar banyak hal dari bos-nya, mulai dari cara si bos menghasilkan uang, mencari pelanggan, mengelola perusahaan, sampai belajar menagih hutang klien bosnya.

Bagaimana Pengusaha Memulai Bisnisnya
Ahmad Sahroni – Sumber: grid.id

Keberhasilan hasil belajarnya tersebut mengangkat Sahroni sebagai pegawai tetap di perusahaan bosnya. Ia bahkan berhasil menduduki posisi direktur perusahaan tersebut selama 2 tahun. Namun baginya, posisi tersebut hanya sebuah zona nyaman.

Ia memutuskan untuk mendirikan perusahaannya sendiri yang bergerak di bidang perentalan kapal. Progres bisnisnya tidak hanya berhenti di area perkapalan. Kini Sahroni juga diketahui melebarkan bisnisnya ke arah bisnis properti.

2. Ciputra

Nama Ciputra cukup terkenal di Indonesia. Nama ini identik dengan termin Ciputra Group yang merupakan grup perusahaan properti. Padahal sebenarnya, Ciputra Group ini sendiri diambil dari nama founder-nya yaitu (Alm.) Dr. Ir. Ciputra (Tjie Tjin Hoan).

(Alm.) Dr. Ciputra sendiri saat ini dikenal sebagai pengusaha properti sukses. Tak hanya memiliki Ciputra Group, dulunya beliau juga memiliki perusahaan lain bernama Jaya Group dan Metropolitan Group. Betul, Dr. Ciputra memang sudah meninggal pada tahun 2019 silam, namun kisah perjalanan karirnya masih dapat kita teladani.

Meskipun tidak disebutkan berasal dari keluarga yang pas-pasan, yang perlu di-highlight dari perjalanan karir Dr. Ciputra adalah tentang kepintarannya. Dr. Ciputra sendiri memang dikenal sebagai pribadi yang cerdas. Maka tidak heran jika ia bisa diterima untuk menempuh studi di ITB jurusan Arsitektur.

Di awal karirnya, Dr. Ciputra memulai usahanya di bangku kuliah bersama dua orang temannya. Mereka mendirikan biro arsitektur yang diberi nama PT. Daya Cipta di tahun 1957. Biro ini kemudian berprogres besar ketika mendapatkan pekerjaan di Jakarta dan terus berkembang hingga ia bisa mendirikan PT Ciputra Development di tahun 1961.

Baca Juga: Semua Orang Bisa, Begini Cara Memulai Bisnis Online Dari Nol

Meskipun terdengar berprogres baik, nyatanya tidak ada bisnis yang tidak mengalami fase turun. Puncaknya saat terjadi kegawatan ekonomi di tahun 1998 yang memuat utang Grup Jaya menggelembung. Meskipun berat, Dr. Ciputra bisa menarik seluruh kelompok usahanya dari jeratan krisis meski harus melepas saham di sejumlah perusahaan.

Kini kondisi bisnis Ciputra Group diketahui sudah jauh lebih baik dan tentunya stabil. Perusahaan ini bahkan terbilang cukup kuat mengingat saat ini Ciputra Group sudah masuk dalam manajemen generasi ketiga.

3. Yasa Singgih

Mungkin masih ada di antara kalian yang tidak kenal nama Yasa Singgih. Akan tetapi kalau dengar merek Men’s Republic pasti sudah tahu. Betul, Yasa Singgih adalah founder sekaligus CEO perusahaan yang memproduksi merek pakaian tersebut. Yang keren adalah, usianya bahkan belum mencapai 30 tahun untuk memiliki kerajaan bisnis ini.

Pemuda kelahiran 23 April 1995 ini lahir dalam keluarga yang bisa dibilang sederhana. Kehidupannya yang berjalan sebagaimana orang pada umumnya kemudian menempatkannya pada turning point.

Ayah Yasa mengalami serangan jantung yang mengharuskan beliau menjalani operasi ring supaya keempat pembuluh darahnya tidak tersumbat lagi. Namun, Ayahnya memutuskan untuk tidak melakukan operasi ring supaya uangnya bisa digunakan untuk keperluan sekolah Yasa dan saudaranya.

Bagaimana Pengusaha Memulai Bisnisnya
Yasa Singgih – Sumber: https://bisnis.com

Yasa sudah mulai berbisnis sejak usianya belasan tahun – bahkan sejak dirinya masih duduk di bangku SMP. Dari jualan lampu hias sampai bisnis fashion pernah ia jalani – sampai akhirnya Yasa tertarik untuk berbisnis kaos.

Ia akhirnya belajar membuat desain untuk kaos yang akan dijual sendiri. Bermodal uang Rp700 ribu, ia mencoba menjual kaos dengan desain pribadinya. Sayangnya, kaos hasil desainnya ini tidak laku di pasaran. Ia kemudian belajar lagi bagaimana caranya berjualan kaos dan memutuskan untuk mengambil barang dari Pasar Tanah Abang dan dijual kembali.

Selain berjualan kaos, ia juga membuka usaha kedai kopi. Lagi-lagi, sayang sekali, usaha ini tidak memberikan hasil yang baik. Ia menyadari bahwa kegagalan kali ini dikarenakan usahanya tidak memiliki strategi yang matang, terutama pada aspek pemasarannya. Yasa akhirnya memutuskan untuk berhenti sejenak dari kehidupan bisnis dan mulai fokus pada pendidikannya. Apalagi saat itu, Yasa baru akan masuk SMA.

Yasa tidak ingin meninggalkan kehidupan bisnis. Selepas SMA, ia kembali terjun ke dunia bisnis setelah melakukan riset dan penyusunan strategi yang lebih matang. Usaha yang dipilihnya saat itu adalah usaha sepatu – sama seperti Ayahnya. Pengalaman sang Ayah dipertimbangkan akan dapat membantu banyak usaha Yasa.

Benar saja, bermodalkan hutang 7 lusin sepatu, Yasa bisa mengelola bisnis pribadinya dengan sangat baik. Hal ini ditunjukkan dari berkembangnya usaha yang bahkan dapat membuatnya membiayai kuliahnya sendiri. Setelah perjalanan panjang, termasuk dengan mengajak teman-temannya bergabung sebagai partner usaha bisnis itu, usaha Yasa berkembang dan dinamai Men’s Republic – seperti yang kita kenal saat ini.

4. Nicholas Kurniawan

Kalau kamu belum tahu nama Yasa Singgih sebelum disebutkan merek Men’s Republic, mungkin kamu juga tidak tahu nama Nicholas Kurniawan yang merupakan salah satu pengusaha muda sukses di Indonesia.

Nicholas Kurniawan – atau yang akrab disapa Nicho – adalah seorang pengusaha muda yang menggeluti bisnis ikan hias. Nicho dulunya juga bukan merupakan anak yang lahir di keluarga kaya. Bahkan diketahui, keluarganya sangat sederhana. 

Hutang juga bukan hal yang asing bagi keluarganya. Bahkan karena itu, keluarga Nicho sering mendapatkan hinaan dari orang di sekitarnya. Untuk sekolah pun, Nicho tidak jarang mendapatkan surat tagihan pembayaran sekolah.

Kondisi ekonomi yang tidak mengenakkan ini mendorong Nicho untuk berusaha mengupayakan kehidupan yang baik bagi dirinya dari orang tuanya. Ia mulai belajar berdagang di usianya yang bahkan baru 8 tahun.

Baca Juga: Tertarik Mencoba Bisnis Franchise? Simak Beberapa Fakta Franchise Berikut!

Segala macam jualan ia lakoni, termasuk menjadi agen MLM dan agen asuransi. Sampai suatu saat, Nicho mendapatkan sepaket ikan Garra Rufa dari temannya.

Sebenarnya Nicho sendiri bukan seorang penggemar ikan hias. Maka ketika diberikan ikan tersebut, ia justru menggunakan kesempatan menjual ikan tersebut di forum media sosial. Dari situlah Nicho mulai mengenal bisnis ikan hias. Toko pertamanya diberi nama “Garra Rufa Center” yang menjual berbagai ikan hias beserta perlengkapannya.

Seiring dengan berkembangnya bisnis tersebut, Nicho menjadi terlalu fokus pada hal yang ia geluti dan menggeser prioritas menyelesaikan studi SMA-nya. Akhirnya ia memutuskan untuk pindah sekolah. Meski sempat berada di fase hidup seperti itu, Nicho cepat bangkit dan mengusahakan pendidikannya berjalan beriringan dengan bisnis yang dijalani.

Ia akhirnya mengambil keputusan untuk kuliah bisnis di Prasetiya Mulya Business School. Mengetahui kuliahnya yang tidak murah, ia mulai bertekad untuk mendapatkan uang sendiri agar kuliahnya tetap bisa berjalan. Ia bahkan juga memikirkan cara agar tidak hanya mendapatkan Rp10 juta per bulan untuk kuliah tapi Rp10 juta untuk menabung.

Dari situlah ia menyadari harus mencari jalan lain yang memungkinkan. Nicho akhirnya memutuskan untuk belajar menjadi eksportir ikan hias. Apakah berjalan lancar? Tidak juga. Dalam bisnis ini pun ia sempat tertipu rekan bisnisnya sampai mengorbankan uang Rp30 juta.

Namun, kejadian ini justru membukakan jalan baginya mendapatkan konsumen baru dan membuatnya mendapatkan uang ratusan juta. Bahkan, bisnisnya juga semakin berkembang hingga saat ini.

Cerita-cerita awal karir pengusaha sukses ini memiliki satu kesamaan yang bisa diambil. Mereka semua adalah pejuang yang gigih. Mereka memiliki visi yang kurang lebih sama, yaitu keluar dari lingkaran ekonomi pas-pasan dan ingin mendapatkan kehidupan yang lebih layak.

Motivasi mereka pun tidak terbatas untuk kepentingan diri sendiri, tetapi juga menjadikan keluarga sebagai motivasi berusaha lebih baik.

Download Aplikasi Pinjam Modal

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here